Mungkin sekarang beberapa istilah tentang pelafalan nilai uang ini agak jarang kita dengar lagi. Sebab semua mungkin sudah terkikis denga...
Mungkin sekarang beberapa istilah tentang pelafalan nilai uang ini agak jarang kita dengar lagi. Sebab semua mungkin sudah terkikis dengan adanya perputaran jaman yang mau tak mau harus diikuti. Tapi sekedar menambah tahu bagi yang belum tahu, mengingatkan bagi yang lupa di masa kecilnya pernah disuruah beli sesuatu dengan kata penunjuk harga sebagai berikut.
Ciek Tali
Selanjutnya Ciek Tali. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya Satu Tali. Tapi jika di Minangkabau istilah Ciek Tali ini mewakili nilai 25. Mungkin pada suatu masa harga seutas tali memang 25.Ketika jaman Anroys, Zalmon dengan kasiak tujuah muaro-nya masih berjaya istilah ini masih sering di dengar. Ciek tali, untuk menyebutkan angka 25. Berikut juga dengan kelipatannya. Misalkan 5 tali yang artinya 125.
Sasuku
Jangan baper dulu bagi yang jomblo dan pernah saling jatuh cinta dengan saudara sesuku. Makna sasuku dalam masalah kepeang ini adalah 50.Jika disebutkan sa suku itu artinya Rp 50. Berikutnya juga berlaku kelipatan. Misalnya tigo suku, artinya 150. Secara luasnya mungkin kenaikan label uang sekarang tak bisa lagi dipakai. Tetapi jangan salah, untuk pecahan besar Rp 50.000 juga masih banyak dipakai istilah ini. Intinya Sasuku ini 50. Walau jarang tapi masih banyak yang pakai istilah “ 700 kurang Sasuku” Artinya 700-50= 650 (tentunya dalam ratus ribu).
Ciek Piah
Kata nenek ini adalah menunjukkan nilai Satu Rupiah. Mungkinitu entah tahun berapa, ketika Soekarno masih kuat kuatnya jalan kaki. Penunjuk harga Ciek Piah ini berarti harganya 1 Rupiah. Di jaman itu uang 1 Rupiah masih laku.Namun ketika penulis pada proses menuju remaja alias masih anak anak. Beberapa orang mengatakan Ciek Piah ini sebagai perwakilan untuk harga Rp 100. Sedikit gambaran waktu itu ada uang logam Rp 100 yang tebal dan yang tipis. Yang tebal bergambar Rumah Gadang, sementara yang tipis bergambar Wayang. Setelah itu baru hadir logam Rp 100 kuning.
Saringgik
Sepertinya ini yang paling awet sekarang. Saringgik = seringgit kata orang Indonesia. Untuk istilah ini menunjukkan nilai 250. Bagaimana masih adakah sanak mendengar istilah Bara ko Ni? Saringgik Diak. Etapi mungkin karena kerasnya jaman sejak reformasi ini, Saringgik lebih sering disebut Moatuih duo. Behahaha. Kemudian daripada itu juga berlaku kelipatan dengan penyebutan contohnya Tigo Ringgik yang artinya 750.Bagaimana? Ada terasa... Maksudnya Ada pernah mendengar istilah ini lagi. Atau mungkin kalian yang muda dan maju katanya sudah lebih akrab dengan Goceng, Ceban Cebanan? Lanjuik : Baa Kok Talua Ayam Kampuang Maha dari Talua Ayam Biaso? Ko Jaweknyo
Agiah Komen Gai La Sanak