Gambar dari bakaba. net Memiliki ternak berupa sapi dan kerbau bukan hal asing bagi kehidupan sehari hari di Minangkabau. Ini bisa dise...
![]() |
Gambar dari bakaba. net |
Memiliki ternak berupa sapi dan kerbau bukan hal asing bagi kehidupan sehari hari di Minangkabau. Ini bisa disebut sebagai sebuah investasi atau tabungan bagi pemiliknya. Biasanya ini akan digembalakan hingga besar dan dijual. Selain itu sapi dan kerbau ini juga dipelihara untuk membantu pekerjaan sehari hari di sawah dan ladang. Membajak sawah dengan sapi dan kerbau, tapi yang mungkin peran ini sudah mulai digantikan traktor sebagai alat pertanian modern. Bahkan jika kita mundur ke tak jauh dekade, sebut saja tahun 80-an. Masih ditemukan transportasi pedati yang menggunakan tenaga kerbau.
Tidak membahas bagaimana cara mengembalakan sapi atau kerbau yang benar. Namun ditilik dari sudut pandang bagaimana uniknya transaksi jual beli hewan ternak sapi dan kerbau ini di Minangkabau. Secara umum ini berlaku di semua 'pasa taranak' di wilayah Minangkabau.
[post_ads]
Ketika terjadi transaksi jual beli, tidak lazim seperti pasar biasanya. Tawar menawar harga biasanya dilakukan dengan 'marosok'. Mereka tidak akan bercakap dengan mulut dan bahasa ' Anda jual berapa, anda mau beli berapa'
Penjual dan pembeli biasanya akan bersalaman dimana tangan mereka ditutupi sarung. Lalu mereka akan memainkan tangan di dalam sarung untuk bertransaksi harga. Artinya, ketika mereka bernegoisasi tak ada orang lain tahu. Demikian rahasianya nego dan transaksi dalam pasar ternak di wilayah Minangkabau.
Dengan begini jika mereka sepakat maka terjadilah jual beli, jika tidak maka kerahasiaan harga tetap terjaga. Ini artinya tetap menjaga harga agar calon pembeli ke dua tidak mudah bermain harga karena tahu tawaran calon pembeli pertama jika saja dilakukan secara terbuka.

Konon tradisi transaksi seperti ini sudah ada semenjak raja raja Minangkabau dahulu. Sampai saat sekarang ini model transaksi seperti ini masih dilaksanakan.

Konon tradisi transaksi seperti ini sudah ada semenjak raja raja Minangkabau dahulu. Sampai saat sekarang ini model transaksi seperti ini masih dilaksanakan.
Dari beberapa orang yang ditemui, berikut salah satu ilustrasi penentuan kesepakatan harga antara penjual dan pembeli dengan cara 'marosok' ini.
[post_ads_2]
Ilustrasi Marosok
A ingin menjual sapi seharga 6,4 juta pada B. Mereka bersalaman dimana A memegangtelunjuk B. Artinya ini 10 juta Rupiah. Setelah itu 4 jari lain di genggam dan di goyang ke kiri. Artinya di kurang 4 juta. Sampai disini harga 6 juta.
Penunjuk harga 400 rb rupiah, 4 jari digoyang dan digengamkan lagi kemudian dihentakkan. Bila terjadi kesepakatan maka tangan dilepaskan dan uang diberikan.
Tentu saja melakukan hal semacam ini tidak mudah. Harus cepat dan tangkas merasakan gerakan jari. Disinilah salah satu bentuk kearifan dari masyarakat Minangkabau. Alun takilek alah takalam.
Agiah Komen Gai La Sanak